Pengertian Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral
Identifikasi Mineral pada Pengamatan Nikol Sejajar
Setiap mineral memiliki sistem kristalnya masing-masing:
- isometrik (sumbu a = sumbu b = sumbu c; <a = <b = <g);
- rhombik (sumbu a ¹ sumbu b ¹ sumbu c; <a ¹ <b ¹ <g);
- triklin; monoklin; tetragonal, heksagonal dan lain-lain.
Setiap sistem kristal memiliki sumbu kristal, walaupun sudut yang dibentuk oleh masing-masing sumbu kristal antara sistem kristal yang satu terhadap yang lain berbeda. Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat optis tertentu, yang dapat diamati pada posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu panjangnya (sumbu c). Pengamatan mikroskopis yang dilakukan pada posisi sejajar sumbu panjang disebut pengamatan pada nikol sejajar.
Relief
Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang menunjukkan tingkat / besarnya pantulan yang diterima oleh mata (pengamat). Semakin besar sinar yang dipantulkan atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh lensa polarisasi, maka makin rendah reliefnya, begitu pula sebaliknya. Jadi, relief mineral berhubungan erat dengan sifat indek biasnya; Ngelas< Nobyek. Relief kadang-kadang juga diimplikasikan oleh tebal-tipisnya sayatan. Sayatan yang telah memenuhi standarisasi, tentunya memiliki relief yang standar juga, sehingga besarnya tertentu.
Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi mineral yang satu dengan yang lain. Suatu batuan yang tersusun atas berbagai macam mineral yang berbeda, masing-masing mineral tersebut tentunya memiliki sifat optis yang berbeda pula. Jadi, kesemua itu akan membentuk relief; ada yang tinggi, sedang atau rendah (Gambar II.1). Pada prinsipnya; kaca / air / udara memiliki indeks bias sempurna, sehingga memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Namun, suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air / udara, sehingga reliefnya lebih tinggi.
Bandingkan indeks bias yang dipantulkan oleh mineral dengan indeks bias yang dipantulkan oleh kanada balsam. Kanada balsam memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Mineral menyerap sebagian sinar dan memantulkannya sebagian. Makin tidak berwarna sinar yang dipantulkan makin besar, sehingga reliefnya makin rendah.
Relief rendah |
Relief tinggi |
Pleokroisme
Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar mengikuti sistem kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar hingga 360O. Dapat diamati pada posisi terpolarisasi maupun nikol sejajar.
Mineral uniaxial disebut dichroic: dua warna yang berbeda dari vibrasi sinar yang parallel terhadap sumbu vertikal dan sumbu dasar. Mineral biaksial: trichroic, 3 perubahan warna berhubungan dengan 3 sumbu elastisitas utama. Ct: horenblende pleokrois kuat dan piroksen tak-pleokrois
Pleokroisme biotit berwarna coklat kekuningan Orde 1 |
Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan / tata aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti mengikuti susunan atom dan pertumbuhan atom-atom tersebut, atau dapat pula mengikuti arah belahannya. Sebagian besar mineral yang terbentuk oleh proses pembekuan magma di luar, menunjukkan bentuk kristal yang tidak sempurna, karena pembekuannya / pengkristalisasiannya sangat cepat sehingga bentuknya kurang sempurna, begitu pula sebaliknya. Jadi, bentuk kristal dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kristalisasi mineral secara umum. Namun, mineral yang berukuran besar bukan berarti tingkat kristalisasinya sempurna. Sebagai contoh adalah mineral-mineral penyusun batuan gunung api yang terkristalisasi dengan cepat dapat tumbuh membentuk mineral dalam diameter yang besar, tetapi bentuk kristalnya anhedral membentuk fenokris dalam batuan bertekstur porfiritik.
Dalam pendeskripsiannya, bentuk kristal ditentukan dari orientasi tepian mineralnya. Bentuk kristal yang tidak beraturan pada seluruh sisinya disebut anhedral; jika sebagian sisi kristal yang tidak beraturan disebut subhedral; dan jika seluruh sisi kristal beraturan disebut euhedral .
bentuk kristal subhedral pada piroksen dan anhedral pada horenblenda dan gambar bawah: bentuk kristal euhedral, subhedral dan anhedral pada mineral piroksen (HBL: horenblenda dan Px: piroksen) |
Bentuk mineral
Bentuk mineral tidak harus sama dengan bentuk kristal. Bentuk mineral adalah bentuk secara fisik, seperti takteratur (irregular), memanjang, prismatik, fibrous, membulat dan lain-lain (Gambar II.4). bentuk-bentuk mineral tersebut tidak berhubungan dengan tingkat kristalisasinya. Bentuk mineral secara sempurna dapat mengikuti bentuk pertumbuhan kristalnya, namun tidak dapat digunakan sebagai parameter tingkat kristalisasi.
bentuk-bentuk mineral blocky, irregular; gambar bawah: bentuk mineral euhedral |
Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem kristal tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan atom di dalamnya. Dengan demikian, sisi-sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan ikatannya. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral mengalami benturan / terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah mengikuti arah belahannya.
Belahan lebih mudah diamati pada posisi nikol sejajar tetapi beberapa mineral juga dapat diamati pada posisi nikol silang. Tidak semua belahan mineral dapat diamati di bawah mikroskup, sebagai contoh adalah kuarsa dan olivin (Gambar II.5). Tetapi, sebenarnya keduanya memiliki pecahan yang jelas. Kuarsa, secara megaskopis memiliki pecahan konkoidal (seperti kaca) akibat bentuk kristalnya yang bipiramidal, namun di bawah mikroskup belahan konkoidal-bipiramidal sulit dapat diamati. Olivin kadang-kadang menunjukkan belahan dua arah miring, namun karena bentuknya yang membotol, jadi sulit diamati juga di bawah mikroskup.
Contoh mineral dengan susunan acak (belahan tidak jelas) atau tanpa belahan: olivin |
Contoh mineral kuarsa tanpa belahan |
Ct:
- belahan jelas 1 arah: kelompok mika
- belahan jelas 2 arah: piroksen dan amfibol
- mineral dengan sudut belahan 2 arah membentuk perpotongan dengan sudut 60°/120°: amfibol / horenblende dan mineral dengan sudut belahan dua arah membentuk sudut 90° piroksen
MINERAL SILIKAT
- AEGIRINE (NaFe(SiO3)2)
- Warna absorsi : Hijau,kuning kecoklatan
- Bentuk : Kristal prismatik
- Relief : Tinggi
- Pleokroisme : Kuat,hijau tua,hijau muda,kuning
- Indeks bias : n.mineral > n.k balsam
- Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 870 dan 930
- Bias rangkap : Kuat sampai sangat kuat,orde ketiga, atau orde-IV
- Kembaran : -
- Sudut Pemadaman : Dalam sayatan longitudinal sangat kecil (20-100)
- Orientasi optis : Length Fast
- Tanda optis : Negatif
Keterangan : Aegirine menyerupai beberapa Amphibole, tetapi dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecil dan Length Fast. Acmite adalah piroksen yang erat hubungannya dengan Aegirine, perbedaanya dari warnanya yang coklat. Merupakan ciri dari batunan beku yang kaya soda seperti Nepheline Syenite, Phonolite, Trachite, Soda Granite. Seringkali terdapat sebagai Overgrouth dengan kristalAegirine-augite.
- ALBITE(NaAlSi3O8)
- Warna absorbsi : Tidak berwarna
- Bentuk : Plate atau lath-shaped, jarang dalam fenokris. Mungkin intergrowth dengan microcline
- Relief : Rendah
- Pleokroisme : -
- Indeks bias : n mineral < n. K-balsam
- Belahan : (001) sempurna, (010) kurang sempurna, dan (110) tidak sempurna
- Bias rangkap : Agak lemah,kuning muda, orde ke I
- Kembaran : Polisintetik sesuai dengan albite, jarang tidak ada. Yang sesuai dengan Carlsbad atau kombinasinya, percline.
- Sudut pemadaman : Sesuai dengan kembar albit bervariasi dari 12o sampai 19o, yang pararel dengan (001) = 3o – 5o, pada (010) = 15o – 20o
- Orientasi optis : - Sumbu optis : Dua (biaxial) Tanda optis : Positif
Keterangan : Albite terdapat dalam granite, granite pegmatite, vein dan batuan metamorf.
MINERAL NON SILIKAT
- APATITE (3Ca3 (PO4)2.CaF2)
- Warna absorbsi : Tidak berwarna
- Bentuk : Kristal prismatik
- Relief : Sedang
- Pleokroisme : -
- Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
- Belahan : Parallel yang tidak sempurna dengan panjang kristal
- Bias rangkap : Lemah, abu–abu sampai putih orde pertama, gelap
- Kembaran : -
- Sudut pemadaman : Paralel
- Orientasi optis : Length Fast, untuk kristal yang tabular Length Slow
- Sumbu optis : -
- Tanda optis : Negatif
Keterangan : Apatite sebagai mineral asesoris dalam batuan beku, juga dalam pegmatite vein yang bertemperatur tinggi. Juga sering berasosiasi dengan cellophane dalam batuan phosphate.
- CALCITE (CaCO3)
- Warna absorbsi : Tidak berwarna seringkali berkabut
- Bentuk : Umumnya anhedral - subhedral
- Relief : Bervariasi, tinggi
- Pleokroisme : -
- Indeks bias : -
- Belahan : Rhombohedral yang sempurna (1011), umumnya
- berpotongan pada sudut 75ยบ
- Bias rangkap : Ekstrim, abu-abu mutiara,cokelat,orde tinggi
- Kembaran : Polisintetik
- Sudut pemadaman : Simetris dengan arah belahan
- Orientasi optis : Sulit ditentukan
- Sumbu optis : Satu (uniaxial)
- Tanda optis : Negatif
Saya Hanya Menampilkan beberapa contoh saja di blog ini jika kalian ingin mendapatkan lebih banyak lagi diskrifsi mineral secara petrografi kamu bisa download filenya di sini, tetapi di file tersebut juga hanya menampilkan mineral silikat dan non silikiat
Semoga blog ini bisa membantu kalin dalam kuliah kalian atau pun pembelajaran kalian dalam menempuh mata kuliah ini jika bermanfaat untuk kaln silahkan suport blog ini dengan menshare ke teman kalin
Harap Berkomentar Yang Baik Ya.
EmoticonEmoticon