Kamis, 23 Maret 2017

Lingkungan Pengendapan Delta




Lingkungan Pengendapan Delta
Definisi

Pengertian delta adalah sebuah lingkungan transisional yang dicirikan oleh adanya material sedimen yang tertransport lewat aliran sungai (channel), kemudian terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada tubuh air tenang yang diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi berada di darat/subaerial (Friedman & Sanders, 1978, vide Serra, 1985). Delta terbentuk di hampir semua benua di dunia kecuali di Antarika dan Greenland, yang daerahnya tertutup salju), dimana terdapat pola penyaluran sungai dengan dimensi yang luas dan jumlah material sedimen yang besar (Boggs, 1987). Pada umumnya, delta akan terbentuk apabila material sedimen dari daratan yang terangkut lewat sungai dalam jumlah yang besar masuk ke dalam suatu tubuh air yang tenang (standing body water). Sebagian material yang terendapkan di muara sungai tersebut terendapkan pada kondisi subaerial (Barrel, 1912 vide Walker 1984). Proses pengendapan pada delta menghasilkan pola progradasi yang menyebabkan majunya garis pantai. Litologi yang dihasilkan umumnya mempunyai struktur gradasi normal pada fasies yang berasosiasi dengan lingkungan laut (marine facies). Dalam pembentukan delta, material sedimen yang dibawa oleh sungai merupakan faktor pengontrol utama.


Klasifikasi Delta menurut Galloway (1975) Vide Serra (1985)
Klasifikasi Delta
Klasifikasi merupakan suatu usaha pengelompokkan berdasarkan kesamaan sifat, fisik yang dapat teramati (Tabel 4.1). Dalam hal klasifikasi delta, ada beberapa klasifikasi yang sering digunakan. Klasifikasi delta yang sering digunakan adalah klasifikasi menurut Galloway, 1975  dan klasifikasi menurut Fisher, 1969
Dalam klasifikasi Galloway (1975) ditampilkan beberapa contoh delta di dunia yang mewakili tipikal proses yang relatif dominan bekerja membentuk setiap tipikal delta, sebagai contoh fluvial dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk elongate contohnya adalah Delta Missisipi, kemudian tide dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk estuarine contohnya Delta Gangga- Brahmaputra, selanjutnya wave dominated delta akan menghasilkan delta yang  berbentuk cuspate contohnya Delta San Fransisco. Namun, pada dasarnya setiap  delta yang terdapat di dunia tidaklah murni dihasilkan oleh dominasi salah satu faktor pengontrol di atas, namun lebih merupakan hasil interaksi antara dua atau bahkan tiga faktor pengontrol, sebagai contoh Delta Mahakam dan Delta Ebro yang berbentuk lobate yang dihasilkan utamanya dari proses fluvial dan tidal dengan sedikit pengaruh gelombang (wave),
Selain klasifikasi menurut Galloway, juga terdapat klasifikasi menurut Fisher (1969). Dalam klasifikasi ini, Fisher menyimpulkan bahwa proses pembentukan delta dipengaruhi oleh dua faktor pengontrol utama yaitu proses fluvial dan pasokan sedimen, serta proses asal laut (marine processes). Berdasarkan dominasi salah satu faktor tersebut, Fisher dalam klasifikasinya membagi delta menjadi dua kelompok yaitu delta yang bersifat high constructive, apabila proses fluvial dan pasokan sedimen yang dominan mengontrol pembentukan delta dan delta yang bersifat high desctructive apabila proses asal laut yang lebih dominan. Pada gambar klasifikasi Fisher dapat dilihat beberapa geometri delta berdasarkan proses dominan yang mengontrolnya menurut Fisher et al., (1969)

Sublingkungan Pengendapan Delta
Secara garis besar delta di bagi menjadi beberapa sublingkungan antara lain ;
1. Delta Plain
Merupakan bagian delta yang berada pada bagian lowland yang tersusun atas active channel dan abandoned channel .yang dipisahkan oleh lingkungan perairan dangkal dan merupakan permukaan yang muncul atau hampir muncul. Delta Plain dicirikan oleh suatu distributaries dan interdistributaries area. Proses sedimentasi utama di delta plain adalah arus sungai, walaupun arus tidal juga muncul. Pada daerah dengan iklim lembab, Delta plain mungkin mengandung komponen organik penting (gambut yang kemudian menjadi batubara). Gambut merupakan kemenerusan dari paleosol ke arah downdip (terletak pada bidang kronostratigrafi yang sama) yang mewakili suatu periode panjang terbatasnya influks sedimen klastik.
Kemudian Delta Plain Di bagi lagi menjadi 2 yaitu
– Upper Delta Plain
Merupakan bagian delta yang berada di atas area pengaruh pasang surut (tidal) dan laut yang signifikan (pengaruh laut sangat kecil).
– Lower Delta Plain
Sublingkungan ini terletak pada interaksi antara sungai dan laut yang terbentang mulai dari batas surutnya muka air laut yang paling rendah hingga batas maksimal air laut pada saat pasang.

2. Delta Front
Delta front merupakan sublingkungan dengan energi tinggi, dimana sedimen secara konstan dirombak oleh arus pasang surut (tidal), arus laut sepanjang pantai (marine longshore current) dan aksi gelombang (kedalaman 10 meter atau kurang). Endapan pada delta front meliputi sheet sand delta front, distributary mouth bar, endapan river-mouth tidal, near shore, longshore, dan endapan stream mouth bar. Delta front terdiri dari zona pantai dangkal yang berbatasan dengan delta plain
Delta front ditunjukkan oleh suatu sikuen yang coarsening upward berskala besar yang merekam perubahan fasies vertikal ke arah atas dari sedimen offshore berukuran halus atau fasies prodelta ke fasies shoreline yang biasanya didominasi batupasir. Sikuen ini dihasilkan oleh progradasi delta front dan mungkin terpotong oleh sikuen fluvial distibutary channel atau tidal distributary channel saat progradasi berlanjut (Serra, 1985).

3. Pro Delta
Prodelta merupakan lingkungan transisi antara delta front dan endapan marine shelf. Merupakan bagian dari delta di bawah kedalaman efektif erosi gelombang, terletak di luar delta front dan menurun ke lantai cekungan sehingga tidak ada pengaruh gelombang dan pasang surut dimana terjadi akumulasi mud, umumnya dengan sedikit bioturbasi . Sedimen yang ditemukan pada bagian delta ini tersusun oleh material sedimen berukuran paling halus yang terendapkan dari suspensi.
Struktur sedimen masif, laminasi, dan burrowing structure. Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas, mengindikasikan tidak adanya pengaruh fluvial (Davis, 1983). Endapan prodelta terdiri dari marine dan lacustrine mud yang terakumulasi dilandas laut (seaward). Endapan ini berada di bawah efek gelombang, pasang surut dan arus sungai.

Harap Berkomentar Yang Baik Ya.
EmoticonEmoticon