KLASIFIKASI PENAMAAN BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika.
B. Klasifikasi Penamaan Batuan Piroklastik
Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 1. Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial atau juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).
Tabel 1. Klasifikasi batuan piroklastika, Fisher 1966
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
Tipe Endapan Piroklastik
- Endapan Piroklastik Tak Terkonsolidasi (Unconsolidated)
1. Bom Gunung Api
Bom Gunungapi adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar dari 64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya berujud plastik pada waktu tererupsi. Beberapa bomb mempunyai ukuran yang sangat besar.
2. Blok Gunung Api
Blok Gunung api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosive dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Blok-blok ini selalu menyudut bentuknya atau equidimensional.
3. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api yang berukuruan 2mm-64mm. Selain dari fragmen batuan , kadang-kadang terdiri dari mineral-mineral augti, olivine, plagioklas.
4. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm-1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi, ( Endarto, Danang, 2005 ).
- Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)
1. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block – block gunung api yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih kurang 25 % lapili dan abu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material – material dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25 %
3. Batu lapilli
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan ukuran 2 – 64 mm
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi piroklastik ( Endarto, Danang, 2005 ).
Tabel 2. Klasifikasi Tuf (Tuffs/Ash) Schmid, 1981
lithic tuff- tuf didominasi oleh fragmen batuan
vitric tuff - tuf didominasi oleh pumis dan fragmen glas vulkanik
crystal tuff - tuf didominasi oleh fragmen kristal
Tabel 3. Classification and nomenclature of pyroclasts and well-sorted pyroclastic deposits based on clast size (after Schmid, 1981).
<TBODY> Clast size in mm | Pyroclast | Pyroclastic deposit | |
Mainly unconsolidated tephra | Mainly consolidated pyroclastic rock | ||
> 64 | bomb, block | agglomerate bed of blocks or bomb, block tephra | agglomerate pyroclastic breccia |
64 to 2 | lapillus | layer, bed of lapilli or lapilli tephra | lapilli tuff |
2 to 1/16 | coarse ash grain | coarse ash | coarse (ash) tuff |
< 1/16 | fine ash grain | fine ash (dust) | fine (ash) tuff </TBODY> |
Campuran Piroklastik dan Epiklastik
Tabel 4. Terms to be used for mixed pyroclastic-epiclastic rocks (after Schmid, 1981,).
<TBODY> Average clast size in mm. | Pyroclastic | Tuffites (mixed pyroclastic-epiclastic) | Epiclastic (volcanic and/or nonvolcanic) |
> 64 | Agglomerate, pyroclastic breccia | Tuffaceous conglomerate, tuffaceous breccia | Conglomerate, breccia |
64 - 2 | Lapilli tuff | ||
2 - 1/16 | coarse | Tuffaceous sandstone | Sandstone |
1/16 - 1/256 | fine | Tuffaceous siltstone | Siltstone |
< 1/256 | Tuffaceous mudstone, shale | Mudstone, shale | |
Amount pyroclastic material | 100% to 75% | 75% to 25% | 25% to 0% </TBODY> |
Deskripsi
Pemerian Petrografis:
Sayatan tipis batuan Piroklastik; warna putih; bertekstur ( Welded / Nonwelded); ukuran butir
0.2 - 1 mm; bentuk butiran : menyudut – membundar tanggung; disusun oleh: Lithic, Mineral,
Gelas dan Opak.
Komposisi Mineral:
1. Lithic (20 %) : Berwarna putih, ukuran butir 0.5 - 1 mm, bentuk butiran
membundar tanggung, hadir merata dalam sayatan, sebagai Fragmen.
2. Piroksen (5 %) : Berwarna coklat, ukuran butir 0.3 - 1 mm, bentuk butiran
euhedral, hadir Menyebar dalam sayatan sebagai Fragmen.
3. Kuarsa (10 %): Berwarna putih, ukuran butir 0.2 - 1 mm, bentuk butiran
subhedral, hadir Merata dalam sayatan sebagai Fragmen
4. Gelas (60 %) : Berwarna putih, ukuran butir - mm, bentuk butiran amorf,
hadir merata dalam sayatan sebagai matrik.
5. Opak (5 %) : Berwarna hitam, ukuran butir 0.2 - 1 mm, bentuk butiran
subhedral, hadir setempat-setempat dalam sayatan sebagai fragmen.
Nama Batuan : Vitric Tuff
Harap Berkomentar Yang Baik Ya.
EmoticonEmoticon